WAWANCARA DENGAN PEDAGANG BAJU DI TANAH
ABANG
Kali ini saya akan menulis hasil
wawancara dengan salah satu pedagang di daerah Tanah Abang. Saya mewawancarai
salah satu pedagang grosir baju - baju muslim maupun gamis.
Siswi :
Permisi bu, saya mendapat tugas untuk mewawancarai salah satu pedagang di
Tanah Abang, apakah ibu bersedia saya wawancarai ?
Penjual : oh silahkan mas
Siswi : Sejak tahun berapa ibu membuka toko di Tanah Abang ini bu ?
Penjual : Saya membuka disini terhitung baru sih mas, ya kira-kira tahun 2011-an saya
Siswi : Sejak tahun berapa ibu membuka toko di Tanah Abang ini bu ?
Penjual : Saya membuka disini terhitung baru sih mas, ya kira-kira tahun 2011-an saya
mulai punya toko
disini.
Siswi : Apa sih bu yang membikin ibu tertarik untuk menyewa
toko disini ?
Penjual : Karena tempat ini selalu ramai pengunjung mas, beda dengan tempat - tempat
Penjual : Karena tempat ini selalu ramai pengunjung mas, beda dengan tempat - tempat
lain yang hanya
ramai pada saat weekend atau hari libur.
Siswi : Kisaran harga baju - baju muslim yang ibu jual disini
berapa ya bu ?
Penjual : berkisar antara 100.00 - 300.00 rupiah mas, ya tergantung dari kualitas dan
Penjual : berkisar antara 100.00 - 300.00 rupiah mas, ya tergantung dari kualitas dan
modelnya mas, bahkan
ada beberapa baju yang harganya bisa mencapai 500.000 rupiah.
Siswi : Oh begitu bu, kalau boleh tau berapa ya untung
sehari - hari ibu ?
Penjual : Ya ga nentu mas, kalo sedang ramai bisa sampai 1juta - 3juta sehari mas.
Siswi : Wah sungguh menjanjikan ya bu untungnya
Penjual : Ya itu kan kalau lagi ramai mas, kalau sepi sih ya sedikit untungnya mas.
Siswi : Ibu disini jualan bajunya grosiran ya bu ? Bisa satuan ga bu ?
Penjual : Iya grosir mas tapi bisa kok satuan, tapi harganya lebih mahal mas kalau satuan
Penjual : Ya ga nentu mas, kalo sedang ramai bisa sampai 1juta - 3juta sehari mas.
Siswi : Wah sungguh menjanjikan ya bu untungnya
Penjual : Ya itu kan kalau lagi ramai mas, kalau sepi sih ya sedikit untungnya mas.
Siswi : Ibu disini jualan bajunya grosiran ya bu ? Bisa satuan ga bu ?
Penjual : Iya grosir mas tapi bisa kok satuan, tapi harganya lebih mahal mas kalau satuan
bisa beda 50.000
rupiah mas.
Siswi : Oh begitu ya bu, oh iya bu apakah disini banyak
preman yang minta jatah atau
semacamnya lah
Penjual : Kadang - kadang ada mas preman - preman yang begitu,
katanya sih dia minta
duit keamanan.
Siswi : Terus ibu selalu kasih bu ?
Penjual : Ya mau gimana lagi ya mas wong dia mintanya maksa mas.
Siswi : Terus tidak ada yang melaporkan bu kepada polisi bu ?
Penjual : Percuma mas toh nanti ada lagi yang muncul seperti itu.
Siswi : Oh begitu bu, terima kasih ya bu telah bersedia saya wawancarai.
Penjual : sama - sama.
Penjual : Ya mau gimana lagi ya mas wong dia mintanya maksa mas.
Siswi : Terus tidak ada yang melaporkan bu kepada polisi bu ?
Penjual : Percuma mas toh nanti ada lagi yang muncul seperti itu.
Siswi : Oh begitu bu, terima kasih ya bu telah bersedia saya wawancarai.
Penjual : sama - sama.
Begitulah wawancara saya dengan
salah seorang pedagang di Tanah Abang. Dia mengeluhkan adanya preman yang
sering minta jatah uang keamanan. Padahal duit itu sebenernya hanya untuk
preman itu semata bukan untuk kepentingan keamanan. Demikianlah wawancara saya
dengan salah satu pedagang di Tanah Abang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar